Masa Depan AIoT: Ketika Kecerdasan Buatan Bertemu Internet of Things

0
21

Kini ada berbagai industri, termasuk manufaktur, perawatan kesehatan, otomotif, telekomunikasi, transportasi, dan energi, secara aktif berupaya melakukan transformasi digital untuk meningkatkan inovasi produk dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Transformasi ini bergantung pada adopsi teknologi digital canggih seperti edge computing , kecerdasan buatan, IoT, 5G, dan generative AI ini.

Meskipun AI dan IoT telah menjadi teknologi sangat canggih secara terpisah, perusahaan menyadari pentingnya mengintegrasikan keduanya agar bisa memanfaatkan potensi signifikan guna mengubah metode pengumpulan, penafsiran, dan respons data secara mendasar. Hal ini juga akan menjanjikan masa depan yang dicirikan oleh proses pengambilan keputusan yang lebih cerdas, efisien, dan cepat.

AIoT merupakan gabungan kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT). Agar bisa memahami konsep ini, pertimbangkan perangkat seperti perangkat yang dapat dikenakan, sensor, dan peralatan lain yang terhubung ke internet yang mengumpulkan dan juga memproses data. AI sendiri digunakan untuk belajar dari data ini, sehingga memungkinkan sistem agar bisa melakukan tugas secara cerdas.

Ketika AI telah berhasil diintegrasikan ke dalam IoT, maka AI juga akan memberdayakan perangkat ini untuk tidak hanya menganalisis data tetapi ini juga membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan data tersebut, semuanya ini bisa dilakukan tanpa memerlukan campur tangan manusia.

Bagaimana AI Memberikan Keunggulan pada IoT?

IoT ini umumnya berhubungan dengan perangkat keras seperti sensor dan aktuator yang terpasang pada mesin tempat pekerjaan dilakukan. Ini adalah titik tempat data dan status direkam. Kini setelah semua informasi tersedia, data dapat diserahkan ke komputer, di mana data tersebut dibersihkan, disusun, dianalisis, yang akhirnya digunakan secara efisien dengan bantuan berbagai terminologi AI.

Kini setelah AI mengetahui apa yang perlu dilakukan berdasarkan data yang diambil oleh sensor, AI juga siap memberikan informasi tersebut kepada aktuator yang akan memandu mesin tentang cara bertindak. AI juga mendapatkan data umpan balik dari aktuator yang membantunya mengenali pola. Jika ada pola berbahaya berdasarkan umpan balik ini, maka pola tersebut dihentikan. Jika tidak, pola tersebut diimprovisasi sebagai umpan balik yang baik dan dipertimbangkan untuk waktu berikutnya.

Pasar dan ekonomi AIoT

Menurut beberapa sumber terpercaya, belanja global untuk Internet of Things ini juga diproyeksikan mencapai $805,7 miliar pada tahun 2023, meningkat 10,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laporan lainnya juga telah mengantisipasi bahwa investasi dalam ekosistem IoT melampaui angka $1 triliun pada tahun 2026. Laporan pasar juga telah menggarisbawahi janji substansial teknologi IoT ini  bisa mendorong inovasi pada produk, dan perusahaan menuai keuntungan finansial dari tren IoT ini.

Menurut beberapa ahli, 66 persen perusahaan bekerja atau berniat memanfaatkan konektivitas 5G untuk inisiatif IoT mereka. AIoT berpotensi memberi manfaat bagi hampir setiap industri dan sektor. Produsen perangkat tertanam dan perusahaan chipset merupakan pihak yang juga memimpin dalam penyediaan komponen penting ini untuk pembuatan perangkat AIoT. Komponen-komponen ini tidak hanya memungkinkan integrasi pembelajaran mesin, tetapi juga bisa menghadirkan konektivitas 5G.

Edge ​​AI vs. AIoT

Membedakan kedua teknologi ini bisa jadi sulit untuk dilakukan, tetapi penting untuk mengklarifikasi maknanya. Kecerdasan buatan edge ( edge ​​AI ) ini sendiri mengacu pada pemrosesan data di tempat data itu dihasilkan alih-alih mengirimkannya ke cloud pusat untuk bisa dianalisis melalui internet. Ini melibatkan penerapan model pembelajaran mesin langsung kedalam edge jaringan. Sebaliknya, AIoT ini merupakan gabungan yang lebih luas antara teknologi kecerdasan buatan dan Internet of Things.

Seseorang juga bisa berpendapat bahwa integrasi edge AI dan IoT merupakan contoh teknologi AIoT, yang menawarkan peluang yang belum pernah ada bagi bisnis ini untuk memanfaatkan pemrosesan data dan membuat keputusan berdasarkan data. Kombinasi edge AI dengan IoT ini memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin agar bisa mulai menganalisis data yang dihasilkan oleh sensor IoT ini.

Masa depan AIoT dan 5G

Volume data yang bisa dihasilkan oleh perangkat IoT sangat besar sekali untuk saat ini, dan dengan berkembangnya teknologi IoT, maka pertumbuhan eksponensial pun akan segera diantisipasi. Untuk mengelola transmisi data secara efektif dan juga meningkatkan kapasitas jaringan ini untuk transfer data yang cepat dan ekstensif, kecepatan dan keandalan konektivitas nirkabel memegang peranan penting. Jaringan 5G ini menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah.

Sehingga memungkinkan perangkat AIoT untuk mengirim dan menerima data secara real-time. Hal penting ini tentunya akan membuat jaringan ini sangat cocok sekali untuk aplikasi yang menuntut pengambilan keputusan yang cepat, sama seperti kendaraan otonom dan otomasi industri ini. Selain itu, kemampuan 5G untuk menangani sejumlah besar perangkat IoT secara bersamaan merupakan kunci untuk AIoT, di mana banyak perangkat yang berkolaborasi, seperti dalam konteks kota pintar.

Untuk mengeksplorasi beberapa keuntungan yang dihasilkan, maka pembagian jaringan 5G tentunya dapat membuat perbedaan yang sangat besar dalam aplikasi AIoT dengan menawarkan pembagian jaringan khusus dan khusus yang dirancang untuk bisa memenuhi persyaratan yang tepat dari setiap kasus penggunaan. Pembagian jaringan ini memungkinkan operator jaringan untuk mengalokasikan sumber daya khusus seperti lebar pita, latensi, dan keandalannya ke berbagai macam aplikasi AioT.

Misalnya, aplikasi penting seperti kendaraan otonom dapat diberikan prioritas yang jauh lebih tinggi dengan koneksi yang dapat diandalkan dan berlatensi rendah. Kemampuan beradaptasi inipun juga berarti bahwa aplikasi AIoT dapat merespons perubahan kondisi jaringan. Dalam skenario di mana layanan tanpa gangguan akan sangat penting sekali, maka bagian khusus ini dapat menerima sumber daya tambahan, sementara bagian lainnya ini juga bisa beradaptasi dengan perubahan permintaan.

Jaringan 5G privat merupakan aset berharga lainnya, yang menyediakan konektivitas khusus, aman, dan berkinerja tinggi bagi bisnis. Jaringan inipun memberi organisasi kendali penuh atas infrastruktur jaringan mereka, yang akan memungkinkan penyesuaian parameter seperti lebar pita, latensi, dan kualitas layanan (QoS). Lebih jauh lagi, jaringan 5G privat juga bisa diisolasi secara fisik dari jaringan publik ini, lalu memastikan privasi data dan melindungi dari gangguan dari sumber yang tidak resmi.

Adopsi global

Pentingnya kemajuan teknologi yang disebabkan pengenalan AIoT ini tidak dapat cukup ditekankan. Dalam memahami relevansi AIoT di berbagai industri ini, integrasi dengan teknologi baru dan solusi konektivitas menjadi lebih penting lagi. Penerapan yang meluas ini juga memungkinkan bisnis untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko serta biaya yang terkait dengan gangguan.

Karena AIoT bisa mengambil peran sebagai teknologi paling dasar untuk komputasi cloud computing, maka pentingnya pemrosesan data akan lebih dekat ke sumbernya, sehingga mengurangi latensi dan meminimalkan ketergantungan pada adanya infrastruktur cloud, maka tidak dapat dilebih-lebihkan.

Kesimpulan

Masa depan AIoT menjanjikan dunia yang lebih cerdas dan efisien. Integrasi AIoT dengan Internet of Things memungkinkan otomatisasi, prediksi, dan pengambilan keputusan. Ini mendorong inovasi di berbagai macam sektor, lalu meningkatkan produktivitas, kenyamanan, dan kualitas hidup manusia.